Wajah UMKM Saat Pandemi Covid-19

Wajah UMKM Saat Pandemi Covid-19

Diantara kita pastinya merasakan ataupun mengalami perubahan aktivitas selama terjadinya pandemi Covid-19. Di Indonesia, dampaknya dapat dirasakan di berbagai lini kehidupan, tak terkecuali di bidang perekonomian.  Dalam hal ini, yaitu UMKM menjadi sektor yang paling banyak merasakan dampaknya. Pemberlakuan PPKM mengakibatkan para pengusaha UMKM mengubah tata kelola usaha, bahkan ada yang harus gulung tikar, diakibatkan pengetahuan pengelolaan usaha minim serta modal yang tidak mencukupi.  

Dilansir dari WartaEkonomi.co.Id pihak Mandiri Institute telah melakukan survei yang diikuti oleh UMKM di Indonesia sejumlah 319 sektor, dan tersebar di pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Bali. Melalui survei tersebut menunjukkan kondisi UMKM  dalam jumlah 66% membatasi operasional usahanya, seperti pengurangan waktu operasional, pembatasan kapasitas produksi, serta usaha yang hanya menjalankan penjualannya saja. Sedangkan dalam jumlah 28 %, UMKM telah melaksanakan kegiatan bisnis secara normal, baik dari sisi produksi hingga penjualan.  

Banyak faktor yang membuat pengusaha UMKM membatasi usaha selama pandemi Covid-19, seperti kurangnya modal usaha, kekhawatiran mengenai prospek usaha kedepan, bahkan permintaan konsumen terhadap barang ataupun jasa yang kian melemah. Pada akhirnya pengusaha UMKM ini harus merubah ataupun menata ulang strategi berbisnisnya.

UMKM dalam Balutan Platform Digital

Dilansir dari Antararanews.com bahwa dalam tiga tahun kedepan UMKM di Indonesia akan merubah sistem penjualannya dengan menggunakan penjualan elektronik ataupun e-commerce. Tentunya, dalam hal ini para pelaku UMKM telah menyadari peluang bisnis dengan pemanfaatan platform digital, sebagai alat penjualan yang bisa mudah digunakan oleh konsumen.

Satu sisi, melalui pemanfaatan platform digital ini, memberikan inovasi bagi pelaku usaha untuk lebih efisien dalam segi manufaktur ataupun pemasaran, karena mampu menjangkau konsumen yang lebih luas. Dan mudah untuk dimanfaatkan bagi pelaku usaha UMKM untuk melebarkan sayapnya ke pasar nasional bahkan internasional.

Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini, terus melakukan penyempurnaan infrastruktur telekomunikasi, agar sistem penjualan pelaku usaha UMKM beralih ke platform digital. Selain itu pemerintah juga menyediakan pelatihan bagi para talenta digital, dalam hal ini adalah lulusan SMA serta sarjana. Untuk memahami komputasi awal, artificial intelligence, serta big data, guna mendukung UMKM bisa merambah pada pasar digital.

Dukungan Intensif bagi UMKM

Untuk pemulihan perekonomian negara, pemerintah telah melakukan dukungan intensif bagi pelaku usaha UMKM dengan adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dikutip dari ekon.go.id, program PEN ini telah mendukung para pelaku usaha UMKM, dengan memberikan dana sejumlah 112,84 T, yang tersebar pada 30 juta UMKM. 

Melalui program PEN ini mampu menjadi loncatan bagi pelaku usaha UMKM untuk menjalankan tata usaha bisnisnya, sehingga mampu bertahan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu, melalui program ini pula dapat membantu menekan penurunan tenaga kerja, karena tersedianya lowongan pekerjaan. 

Dilansir dari data BPS tahun 2020, bahwa terdapat penambahan lowongan pekerjaan yang membuka kesempatan kerja baru sebesar 0,76 juta orang untuk membuka usaha dan kenaikan sebesar 4,55 juta buruh informal. 

Upaya pemerintah juga tidak pernah berhenti untuk para pelaku usaha UMKM, dengan mendorong  penjualan ke arah platform digital. Bahkan melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), sudah terdapat 11, 7 juta UMKM yang onboarding. Upaya ini diharapkan dapat memberikan peluang bagi UMKM informal untuk bisa beralih ke UMKM formal. Sehingga, memungkinkan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas lagi. 

Related Post