Mungkin saja profesi wirausaha di Indonesia masih terbilang kecil. Banyak faktor yang mempengaruhi skala jumlahnya masih tertinggal dengan negara-negara tetangga. Walaupun demikian, kita perlu tahu bahwa wirausaha memiliki sumbangsih besar, untuk memajukan perekonomian negara.
Kita sudah tidak asing lagi dengan sebutan UKM, atau justru diantara kita merupakan pelaku usaha kecil menengah (UKM) ini. Sejak terjadinya PHK besar-besaran di tahun 1998, usaha kesil menengah (UKM) di Indonesia semakin meningkat jumlahnya. Karakter dari usaha kecil menengah yang paling banyak dilakoni oleh masyarakat Indonesia ini, yaitu dibidang perdagangan besar dan eceran.
Usaha ataupun kegiatan ini banyak dijalani oleh masyarakat Indonesia, karena beberapa alasan, seperti mudah untuk dilakukan, tidak memerlukan modal besar, tidak membutuhkan tempat khusus, dan tidak memerlukan administrasi pengurusan usaha yang membingungkan.
Lalu seperti apa sebenarnya UKM yang sudah ada di Indonesia ini? apakah dengan memprioritaskan sektor UKM ini dapat memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat yang belum bekerja?
Profil UKM di Indonesia
Produk-produk yang telah dihasilkan oleh usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia, mungkin saja belum bisa bersaing dengan produk luar negeri baik itu secara kualitas dan kuantitas. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai aspek, seperti pendidikan, tempat usaha, dan psikologi pelaku usaha. Tiga aspek ini saling berkaitan untuk bisa menjelaskan profil UKM di Indonesia saat ini dan yang akan datang.
Secara singkat, sektor UKM di Indonesia belum mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini didasarkan pada pelaku usaha, yang sebagian besar tidak memiliki pendidikan lebih tinggi. Seperti yang bisa kita lihat, pelaku usaha sektor UKM yang paling banyak kita temui di Indonesia, kebanyakan menjalankan usaha mereka terbatas di rumah mereka, serta kompetensi usaha yang dimilikinya, hanya didapatkankan di bangku sekolah dasar saja.
Oleh karena itu, banyak pelaku usaha di sektor UKM Indonesia, yang usahanya mandek dan tidak mengalami perkembangan. Karena memang tidak memiliki kompetensi untuk mengelola dan mengatur administrasi pengurusan usaha secara baik dan benar.
Seberapa Besar UKM Dapat Menyerap Tenaga Kerja?
Mungkin saja kita menyadari, bahwa dalam lingkaran sosial masyarakat kita terdapat stigma yang mengharuskan anaknya untuk bekerja di perusahaan besar ataupun menjadi seorang PNS. Obsesi tersebut wajar disematkan oleh orang tua kepada anaknya, yang sudah selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Pada akhirnya, iklim seperti itulah yang memunculkan sifat psikologis masyarakat Indonesia seperti sifat egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan yang tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya.
Sikap dan sifat seperti itu juga menjadi faktor tingkat pengangguran di Indonesia selalu meningkat. Sarjana yang sudah lulus tidak berani berangan-angan untuk berprofesi diluar standar yang telah ditentukan. Sehingga, ia tidak mampu untuk menciptakan peluang pekerjaan bagi dirinya sendiri.
Menumbuhkan jiwa wirausaha melalui pemberdayaan UKM, dapat menjadi peluang bagi masyarakat memulai usahanya secara mandiri. Usaha tersebut juga bisa menekan angka pengangguran yang ada di Indonesia.
Banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia, bisa saja diatasi melalui usaha kecil menengah (UKM) ini. Sehingga, masyarakat tidak hanya mengandalkan pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan baginya. Justru, masyarakat sendiri lah yang menciptakan lapangan pekerjaannya dan memenuhi kebutuhan hariannya secara mandiri.
Pastinya, langkah tersebut harus dibantu oleh pemerintah guna meningkatkan keahlian dan keterampilan masyarakat, khususnya menjadi pengusaha UKM. Melalui UKM ini pula, masyarakat dapat menyadari peluang pekerjaan yang lebih bervariatif, serta tidak dibatasi oleh obsesi untuk menjadi pegawai di sebuah perusahaan besar ataupun menjadi seorang PNS saja.